Sabtu, 12 Juli 2008

soal ujian bioremediasi

What is Bioremidiation?

  1. Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Kelebihan teknologi ini ditinjau dari aspek komersil adalah relatif lebih ramah lingkungan, biaya penanganan yang relatif lebih murah dan bersifat fleksibel.

  2. Bioremediasi adalah proses penggunaan organisme hidup, terutama mikroorganisme, untuk mendegradasi bahan pencemar (toksikan) lingkungan yang merugikan ketingkat atau bentuk yang lebih aman dalam hal memperbaiki / mengembalikan kondisi suatu lingkungan yang telah mengalami penurunan kualitas menjadi seperti semula sesuai dengan fungsinya masing-masing.

  3. Bioremediasi merupakan pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses biologi dalam mengendalikan pencemaran. Bioremediasi bukanlah konsep baru dalam mikrobiologi terapan, karena mikroba telah banyak digunakan selama bertahun-tahun dalam mengurangi senyawa organik dan bahan beracun baik yang berasal dari limbah rumah tangga maupun dari industri. Hal yang baru adalah bahwa teknik bioremediasi terbukti sangat efektif dan murah dari sisi ekonomi untuk membersihkan tanah dan air yang terkontaminasi oleh senyawa - senyawa kimia toksik atau beracun.

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :

  1. stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb

  2. inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus

  3. penerapan immobilized enzymes

  4. penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar

What is the “Bio”in Bioremidiation?

Bio” dalam Bioremidiasi adalah organisme hidup, terutama mikroorganisme yang digunakan dalam pemanfaatan pemecahan/ degradasi bahan pencemar lingkungan menjadi bentuk yang lebih sederhana dan aman bagi lingkungan tersebut. Kata “bio” juga berarti biologi yaitu organisme yang hidup dan bergantung pada kondisi lingkungan juga nutrisi. Dari pengertian dua kata tersebut bioremediasi dapat diartikan pemulihan bisa berarti kondisi lingkungan yang terdegradasi dapat diteruskan sampai kepada kondisi lingkungan seperti kondisi awal sebelum kontaminasi ataupun pencemaran terjadi dengan menggunakan bantuan mikroorganisme.

Why Bioremediation, aren’t there other ways to cleanup these sites?

Banyak cara yang dapat digunakan dalam proses pengembalian fungsi lingkungan yang telah berubah yang diakibatkan oleh toksikan atau bahan pencemar lingkungan. Namun, teknik bioremediasi ini dianggap lebih mudah, cepat, murah dan efisien, Karena teknik bioremediasi ini hanya memanfaatkan organisme dalam mendegradasi toksik. Hanya dengan melakukan kulturisasi bakteri/ mikroorganisme, maka kemudian kita dapat memanfaatkan potensi dari mikroorganisme tersebut untuk mendegradasi bahan pencemar yang terdapat pada lingkungan, sehingga lama kelamaan dengan sendirinya kualitas dan fungsi lingkungan akan kembali pada kondisi normal. Secara ekonomi dan fungsi, penggunaan teknik bioremediasi harus dapat berkompetisi dengan teknologi remediasi lainnya, seperti pembakaran (insinerasi) atau perlakuan kimia. Sebelum suatu teknik bioremediasi diaplikasikan, informasi tentang keadaan lokasi dan potensi mikroorganisme harus sudah diketahui. Untuk itu perlu dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui kecepatan degradasi pada suatu fungsi lingkungan tertentu seperti pH, konsentrasi oksigen, nutrien, komposisi mikroba, ukuran partikel tanah, dan juga suhu. Litchfield (1991), bioremediasi dilakukan melalui lima pendekatan berikut: bioreaktor, perlakuan fase padat, pengomposan, landfarming, dan perlakuan in situ. Berbagai proses teknologi telah berkembang di masing- masing bidang

How does it work?

Secara sederhana proses bioremediasi bagi lingkungan dilakukan dengan mengaktifkan bakteri alami pengurai limbah baik organik maupun anorganik yang akan ditangani. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah tersebut yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu tertentu dengan bakteri yang telah ditebarkan kedalam lingkungan tercemar akan menujukan lingkungan tersebut berkurang kandungan limbahnya bahkan hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi.

Proses bioremediasi juga dapat dilakukan secara “bioaugmentasi” yaitu penambahan atau introduksi satu jenis atau lebih mikroorganisme baik yang alami maupun yang sudah mengalami perbaikan sifat (improved/genetically engineered strains), dan secara “biostimulasi” yaitu suatu proses yang dilakukan melalui penambahan zat gizi tertentu yang dibutuhkan oleh mikroorganisme atau menstimulasi kondisi lingkungan sedemikian rupa (misalnya pemberian aerasi) agar mikroorganisme tumbuh dan beraktivitas lebih baik

Is it safe?

Proses Bioremidiasi dapat dikatakan aman bagi lingkungan maupun bagi manusia, karena proses ini tidak menyebabkan efek maupun dampak yang berbahaya bagi lingkungan asalkan dalam penggunaan dan pemanfaatan mikroorganisme ini sesuai dengan kadar, kemampuan, dan jangka waktunya dalam mendegradasi toksikan. Dan proses bioremediasi juga diatur ketentuannya oleh Kementrian Lingungan Hidup, misalnya, saat ini sudah membuat sebuah hukum yang mengatur standar baku kegiatan Bioremediasi untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan perminyakan serta bentuk pencemaran lainnya (logam berat dan pestisida) yang disusun dan tertuang didalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.128 tahun 2003 tentang tatacara dan persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis (Bioremediasi).Produk akhir dari bioremediasi dapat berupa air terproduksi yang sudah memenuhi baku mutu lingkungan dan padatan (solid), produk yang dapat digunakan untuk bahan pembentuk batu concrete untuk bahan bangunan dan pupuk. Terkait dengan pengembangan dan pengelolaan lanskap pada area pertambangan dan area pasca tambang dapat dilakukan dengan cara reklamasi lahan dan penanaman ulang (revegetation). Untuk meningkatkan kualitas tanah pada lahan yang terdegradasi tersebut dapat dilakukan dengan penimbunan tanah organik, top soil atau tanah tambang yang telah ditreatment dengan teknik bioremediasi. Konsep ekologis yang memperhatikan hubungan antara kondisi tanah pada setiap tapak, kesesuaian lahan untuk penggunaan tanaman tertentu, pemilihan jenis tanaman lokal yang diketahui telah memiliki daya adaptasi tinggi akan menjadi kunci utama dari keberhasilan program revegetasi. Dengan demikian pengelolaan lanskap (landscape management) secara berkelanjutan pada lahan pertambangan dan lahan pasca tambang dapat dikembangkan melalui konsep perencanaan lanskap dan perancangan lanskap yang lebih baik dengan peruntukan yang sesuai dengan keinginan pemilik dan pengguna. Peruntukan tersebut bisa menuju ke penghutanan kembali, atau untuk lahan pertanian, atau untuk resor wisata alam yang diusahakan dapat mengembalikan potensi keragaman jenis biologi flora dan fauna (Arifin et al., 2004). Lahan yang sudah diolah dengan teknologi ramah lingkungan dapat dikonversi menjadi unit kegiatan bisnis lain seperti pemanfaatan lahan untuk padang golf (golf court), peternakan (ranch) dan sebagainya.

Are these processes being used today?

Sekarang ini penggunaan beragam spesies mikroorganisme untuk bioremediasi telah semakin berkembang luas dan digunakan dalam mengatasi beragam pencemar baik organik maupun anorganik, sebagai contoh telah diterapkan dalam bentuk interaksi tumbuhan-mikroorganisme (bioremediasi fito-mikrobial) misalnya penggunaan Pseudomonas putida yang berasosiasi dengan gandum (Triticum aestivum) untuk mengatasi 2,4-D dan Mesorhizobium huakuii dengan Astragalus sinicus untuk mengatasi cemaran Cd . Serta usaha menjaga kualitas air oleh pembudidaya dapat dilakukan dengan tetap mengacu bioremediasi, seperti mengkombinasikan sistim penyaringan pasir lambat dengan biofilter. Biofilter pada skala yang besar dapat diwujudkan dalam bentuk lahan basah (wetland) alami, semi alami, dan buatan (constructed wetland).

What does the future have in store?

Dimasa yang akan datang, persyaratan kriteria keamanan dan kenyamanan lingkungan dari toksikan haruslah jelas dan tegas serta sudah semestinya merujuk pula pada kepentingan konsumen (manusia), termasuk di dalamnya adalah aplikasi yang dianjurkan untuk bioremidiasi (jangka waktu penggunaan dan kadar mikroorganisme). Dengan demikian, kriteria baku mutu lingkungan akan selalu aman bagi manusia dan lingkungan sekitar. Peluang kedepan adalah pengembangan green business yang berbasis pada teknologi bioremediasi dengan system one top solution (close system) dan dengan pendekatan multi-proses remediation technologies, artinya pemulihan (remediasi) kondisi lingkungan yang terdegradasi dapat diteruskan sampai kepada kondisi lingkungan seperti kondisi awal sebelum kontaminasi ataupun pencemaran terjadi. Usaha mencapai total grenning program ini dapat dilanjutkan dengan rehabilitasi lahan dengan melakukan kegiatan phytoremediasi dan penghijauan (vegetation establishement) untuk lebih efektif dalam mereduksi, mengkonrol atau bahkan mengeliminasi limbah berbahaya, hasil bioremediasi kepada tingkatan yang sangat aman lagi buat lingkungan.


Tidak ada komentar: